Saham BRI Lagi Turun, Waktunya Beli?

Berita12 Dilihat

Jakarta,CNBC Indonesia – Saham emiten bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sedang mengalami koreksi hari ini, Selasa (17/10/2023).

Bila melihat harga saat ini, emiten bersandi BBRI tersebut tergolong murah atau undervalued

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BBRI berada di level Rp5.175 per saham pada 17 Oktober 2023 hingga pukul 10.57. Angka tersebut terkoreksi 1,4% hari ini, tetapi masih tumbuh sekitar 5% dibandingkan dengan harga awal tahun ini.

Dengan level harga tersebut, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI mencapai Rp776,74 triliun, solid berada di peringkat kedua di bursa.

Rapor keuangan yang moncer dan belum diimbangi secara signifikan oleh apresiasi harga, membuat saham BBRI menarik saat ini.

Informasi saja, BRI menjadi peraih laba bersih terbesar di antara perbankan RI, yakni Rp29,42 triliun selama paruh pertama 2023.

Tidak hanya di antara raksasa perbankan, BRI juga merupakan emiten dengan laba jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang semester I tahun ini.

Beralih ke valuasi, dengan kinerja keuangan apik, rasio price-to earnings (P/E atau PER), alias perbandingan harga saham terhadap laba perusahaan, BBRI tercatat sebesar 13,20 kali. Angka ini lebih murah dibandingkan rata-rata PER BBRI dalam 5 tahun terakhir, yang mencapai 18,02 kali.

Sementara, rasio price-to book value (PBV), membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan, tercatat sebesar 2,6 kali, hanya sedikit di atas rata-rata PBV 5 tahun terakhir (2,54 kali).

Menurut estimasi analis sebagaimana dihimpun oleh Refinitiv, harga target (target price) rata-rata saham BBRI berada di kisaran Rp6.165,7 atau ada potensi kenaikan 19,14% dari harga Rp5.175 per saham pada 17 Oktober 2023.

Baca Juga  Ekonomi Domestik Kasih Angin Segar, Rupiah Libas Balik Dolar

Kinerja Kuat

BRI berhasil mencatat kinerja impresif pada paruh pertama tahun ini dengan mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk (laba bersih) sebesar Rp 29,14 triliun, naik 18,7% yoy.

Perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih yang naik 1,43% menjadi Rp 65,54 triliun pada semester I-2023.

Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga BRI juga membengkak 63,71% menjadi Rp 20,05 triliun. Rasio beban bunga terhadap bunga enam bulan pertama tahun ini pun membengkak jadi 23,42%, dari yang sebelumnya hanya 15,93%.

Pada penyaluran kredit, BRI secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 1.202,13 triliun, meningkat 5,54% yoy pada semester I-2023.

Pendorong pertumbuhan kredit BRI adalah segmen mikro. Emiten bersandi BBRI ini mencatat kredit mikro tumbuh double digit 11,41% yoy menjadi Rp 577,94 triliun. Dengan demikian kredit mikro berkontribusi 48,08% terhadap total penyaluran pembiayaan kepada pihak ketiga.

Total sumbangsih kredit UMKM terhadap portofolio BRI mencapai 84,48%, atau secara nilai mencapai rekor sebesar Rp 1.015,54triliun. Ini menjadi kali pertama kredit UMKM BRI menembus di atas Rp1.000 triliun.

Dengan ini, target BRI untuk mencapai rasio kredit UMKM85% akan tercapai lebih cepat.

Terkait perkembangan Holding Ultra Mikro (UMi), hingga akhir kuartal II 2023 Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah pinjaman dan 162 juta nasabah simpanan mikro dengan didukung 1.013 unit kantor co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro).

Pertumbuhan kredit itu membawa aset BRI naik 9,21% yoy menjadi Rp 1.805,15 triliun.

Selain itu, penyaluran kredit yang optimal turut membuat cost of credit Bank BRI turun dari semula 3,11% pada triwulan kedua 2022, kini menjadi 2,26% saja di triwulan kedua 2023.

Baca Juga  Cuan Gede dari PGEO & CITI, TUGU Bagi Dividen Interim Jumbo?

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


BRI Bagi Hadiah Undian Promo di Pasar Tanah Abang Blok B

(mkh/mkh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *