Bursa Asia Dibuka Loyo Jelang Rilis PDB China

Berita6 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (18/10/2023), jelang rilis data pertumbuhan ekonomi China periode kuartal III-2023.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,08%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,42%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,31%, dan Straits Times Singapura terpangkas 0,64%.

Sedangkan untuk indeks ASX 200 Australia dan KOSPI Korea Selatan naik tipis masing-masing 0,08% dan 0,01%.

Dari China, data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) periode kuartal III-2023 akan dirilis pada hari ini.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB akan meningkat 4,4% pada kuartal III-2023. Hal ini berarti China masih berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target 5%, menyusul pertumbuhan PDB secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 4,5% pada kuartal I dan 6,3% pada kuartal II-2023.

China sendiri sedang mengejar target sekitar 5% tahun ini. Target ini merupakan salah satu target terendah di negara ini dalam beberapa dekade terakhir.

Akan tetapi para pejabat pemerintahan China dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan upaya stabilisasi keuangan di sektor properti dan perbankan serta meningkatkan dukungan untuk pasar saham dan renminbi negara tersebut.

Lusinan perusahaan tercatat di China juga mengumumkan atau melakukan rencana pembelian kembali (buyback) saham pada Selasa kemarin, di tengah upaya meningkatkan pasar saham yang sedang lesu.

Langkah-langkah tersebut menyoroti bagaimana negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini gagal memenuhi ekspektasi pemulihan pasca pandemi dan bagaimana para perencana ekonomi China kesulitan menemukan pendorong pertumbuhan ekonomi. Perkiraan pertumbuhan PDB tahun depan dipangkas menjadi sekitar 4,5%.

Baca Juga  BI Naikkan Suku Bunga, Rupiah Pangkas Pelemahan Lawan Dolar

Tak hanya itu saja, China juga akan merilis data penjualan ritel, tingkat pengangguran, dan produksi industri masing-masing periode September 2023.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah variasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,04%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berakhir melemah. Indeks S&P 500 turun tipis 0,01%, sedangkan Nasdaq melemah 0,25%.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun kembali melonjak kemarin, yakni mencapai 4,85%, menjadi level tertinggi sejak 6 Oktober 2007 atau 16 tahun terakhir.

Level ini seiring data penjualan ritel yang lebih panas dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Penjualan ritel AS naik 0,7% pada September lalu, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,3%, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters, karena rumah tangga meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan menghabiskan lebih banyak uang di restoran dan bar, menunjukkan perekonomian mengakhiri kuartal ketiga dengan kuat.

“Penjualan ritel lebih tinggi dari ekspektasi pagi ini [Selasa waktu setempat] yang menyebabkan imbal hasil kembali naik ke tingkat yang bermasalah bagi pasar,” kata Alex McGrath, kepala investasi NorthEnd Private Wealth, dikutip dari CNBC International.

Meningkatnya kembali yield Treasury telah menekan pasar secara umum dalam beberapa pekan terakhir karena para investor menilai prospek kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih ketat lebih lama dari perkiraan.

Investor juga mempertimbangkan potensi dampak perang Israel-Hamas terhadap perekonomian global.

Kepercayaan konsumen dan dunia usaha masih lemah, sementara perang antara Israel dan Hamas di Timur Tengah menambah ketidakpastian yang melemahkan permintaan eksternal terhadap ekspor China. Perang Israel-Hamas di Gaza masih akan menjadi backdrop pergerakan pasar global.

Baca Juga  Tekan IHSG, Perang Hamas-Israel Bisa Perkuat Emiten Minyak

Kabar terbaru, Presiden AS Joe Biden akan melakukan kunjungan ke Israel pada Rabu (18/10/2023). Hal tersebut diungkapkan oleh pihak Gedung Putih dan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Blinken berbicara setelah bertemu selama hampir 8 jam di kementerian pertahanan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada kunjungan kedua diplomat tinggi AS sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Presiden akan menegaskan kembali solidaritas Amerika Serikat dengan Israel dan komitmen kuat kami terhadap keamanannya,” kata Blinken di Tel Aviv.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bank Sentral China Umumkan Suku Bunga, Bursa Asia Apa Kabar?

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *